Melaka Malaysia−Ternyata
Melaka tidak terlalu jauh dari Kuala Lumpur, Malaysia. Hanya sekitar 2 jam perjalanan
darat. Ini saya tahu dari abang warung di depan hotel tempat saya menginap di
Chow Kit, Kuala Lumpur. Sejak hari pertama kedatangan saya, terus-terusan si
abang menghasut untuk pergi wisata ke Melaka.
“Ke Kuala Lumpur udah sering, coba sesekali
ke Melaka. Itu kota bagus sekali!” ujarnya berulangkali.
Godaan ini benar-benar kesampaian akhirnya.
Dari si abang juga, saya mendapatkan nomor taxi yang biasa hantar wisatawan
keliling Melaka. Tarif sewanya variatif. Tergantung lobi. Si abang warung yang sudah
saya kenal sejak beberapa tahun lalu, bantu mencari taxi termurah. Awalnya
prediksi RM 350 sekali perjalanan pagi hingga malam. Harga yang lumayan murah
untuk kami berlima. Terlebih lagi taxi yang dipakai berbody lebar. Muat satu
rombongan. Tapi naas, duluan orang lain booking. Taxi murah pun batal kami dapatkan.
Pantang menyerah, si abang coba cari
referensi kerabat taxi lainnya. Kayaknya lumayan banyak. Gagal yang ini, dia coba
nelpon yang lain. Katanya, dia banyak kenalan sopir taxi. Soalnya rame sopir
yang nongkrong di warungnya kalau lagi nunggu penumpang. Sempat dapat taxi
tarif RM 650. Kemahalan! Kami tolak. Hingga akhirnya, bujuk maut si abang
meluluhkan Cek Mat, sopir taxi yang memasang tarif lumayan ‘murah’ disaat
mendesak seperti ini, ‘hanya’ RM 450.
Cek Mat menelepon jam 08.00 pagi keesokan
harinya saat saya masih beres-beres di kamar hotel. Dari ujung telepon ia
kabari jika sudah di lobi hotel dan menunggu saya turun. Bergegas, saya siap-siap.
Barang bawaan saya tinggalkan di kamar hotel, mengingat perjalanan ke Melaka hanya
sehari saja tanpa menginap.
Cek Mat sopir ramah. Perawakannya kebapakan
dengan suaranya tenang. Sepanjang perjalanan murattal Alquran diputar syahdu.
Sangking syahdu dan tenangnya, saya berulangkali tertidur di jok depan.
Terlebih lagi perjalanannya lumayan menyita waktu. Sesekali ia bercerita
tentang Melaka, negeri bagian Malaysia yang menurutnya indah sekali.
“Melaka tu, kota paling indah di Malaysia...”
ujarnya berulang-ulang. Saya sampai hafal sangking seringnya disebut.
“Dia beza dengan kota lainnya di Malaysia,”
sambungnya lagi.
Sangking seringnya puja-puji Melaka, saya
sempat curiga, ni bapak mantan duta
wisata kayaknya. Selain terpesona dengan Melaka, dia juga jago ceritain
sejarah panjang Melaka yang berliku-liku dengan nama Sultan yang rumit untuk
dihafalin. Usut punya usut, eh ternyata istrinya orang Melaka. Pantes!
“Istri saye dari Melaka. Melaka kota bagus,
paling indah di Malaysia,” ulangnya lagi entah untuk kesekian kali.
pintu gerbang Melaka |
Melaka adalah negeri bagian yang terletak di
semenanjung barat Malaysia. Negeri ini memiliki sejarah panjang bila
dibandingkan negeri lainnya di Malaysia. Peradaban kesultanannya telah ada
sejak abad 13. Dalam masa pemerintahan kesultanan, Melaka dijajah banyak negara
dalam rentang waktu lumayan lama. Diawali penjajahan Portugal (1511),
penjajahan Belanda (1641), Penjajahan Inggris (1824), dan terakhir penjajahan
Jepang (1940an). Karena itu, Melaka kaya sejarah dan hingga kini peninggalan
sejarah tersebut terawat baik dan bisa dilihat nyata. Ini pula menjadi daya
tarik wisatawan untuk berkunjung kemari. Terlebih lagi, semenjak ditetapkan
sebagai World Heritage dari UNESCO di
tahun 2008, kunjungan wisatawan semakin meningkat ke Melaka. Hal sama yang
diakui Cek Mat.
“Semenjak jadi World Heritage, semakin ramai orang datang ke Melaka,” ujarnya yang
mengaku sering bolak-balik ke Melaka menemani wisatawan.
Seru juga dibaca Terkepung Ribuan Buaya di Medan
Sangking ramainya wisatawan, Melaka pun
berbenah. Ini saya sadari semenjak melewati gapura utama kota Melaka yang
melintang di tengah jalan. Banyak proyek pembangunan yang sedang digarap.
Jalanan sempit kini dibangun lebih lebar. Monorail dan LRT juga sedang dirancang.
Gedung perkantoran dan hotel tumbuh bergeliat. Bahkan Melaka juga sedang
menggarap kawasan Melaka Gateway mega
proyek reklamasi di pantainya. Duuduuh...
air terjun buatan di samping jalan raya |
Tapi walaupun modernisasi semakin menjamah
Melaka, keindahan kota ini tetap nggak pudar. Kotanya memang indah. Sepanjang
jalan, taman kota dirawat sempurna. Bunga warna-warni tumbuh dimana-mana. Pohon
tumbuh rimbun. Bahkan di salah satu perempatan jalan, ada air terjun yang
mengalir di sela-sela batu bikin saya ternganga. Gila, ada air terjun di
samping jalan raya. Kata Cek Mat, itu air terjun buatan. Terserahlah buatan
atau nggak, tapi yang penting ini kota tamannya dikelola baik. Hal yang dipuji
habis-habisan sama Cek Mat.
“Di Malaysia, cuma di Melaka ada taman kota
seperti ini. Di Kuala Lumpur jarang,” pungkasnya.
Tapi yang saya herankan di Melaka, ini kota
perempatannya banyak amat. Bentar-bentar ketemu lampu merah. Baru jalan dua
puluh meter, eh ketemu lampu merah. Jalan lagi, eh ketemu lagi. Aduh. Sangking
kesalnya, saya sampai ngadu ke Cek Mat. Ia terbahak mendengar kekesalan saya.
Sepanjang jalan, Cek Mat bercerita destinasi
wisata di Melaka. Rasanya nggak rugi berpergian dengannya, sebab ia tahu banyak
hal-hal menarik di Melaka. Ia menyebut satu persatu tempat unggulan di Melaka
yang bikin saya semakin bersemangat. Rasanya nggak perlu googling lagi.
“Sekarang kita kemana dulu?” tanya saya.
Ia berpikir sejenak, “kita ke Red Square saja dulu, tempat teramai di
Melaka.”
Seketika bayangan saya memerah mendengar
lokasi itu. (bersambung)
CERITA SELANJUTNYA Naik Becak di Melaka Bikin Emosi KLIK DI SINI
CERITA SELANJUTNYA Naik Becak di Melaka Bikin Emosi KLIK DI SINI
Kabarnya Hat, keturunan kerajaan Pedir banyak terdapat di Melaka :)
BalasHapusNtar ya saya tanya ke Cek Mat benar apa gk :p
HapusBenar, kami telah mengunjunginya, ada Makam Panglima Pidie, di atas bukit China, makam Syeikh Syamsuddin di kampung Hulu, dan ada banyak Batu Nisan Aceh di komplek pemakaman keluarga Dato' Arom
HapusDi Aceh adanya gampong Kuta Malaka,, apa ada hubungannya ya kira2 dgn Melaka,,? coba tanya sama Cek Mat! :D
BalasHapusiya ya.. hahahah
HapusBang.. Postingan Abang bikin aku rindu ke Malaysia lagi.
BalasHapusAyo pigi lagi Aini, pigi sama abang tu...
Hapusemang kalau cerita Bang Ferhat nggak ada duanya.... :-)
BalasHapusikutin terus sambungannya ya.. rencananya berepisode sampe 1041, nyaingin Cinta Fitri
HapusMantappp broohhhhh. lanjutkan
BalasHapusterimaksih dek rahmat..
Hapuslanjutnyya akan hadir dalam minggu ini :p
Weew, keknya ceritanya masih sangaaat panjang. Belum apa2 yang dituliskan Bang Ferhat di sini. Ayoo klanjutannya. :D
BalasHapuspanjang kali pun.. berepisode sampe 10
Hapus