Makanan Khas Aceh - Harus diakui, Aceh kaya dengan beragam daya tarik. Alam yang indah, budaya yang
kental, masyarakat yang religius, hingga kuliner yang mampu menggoyang lidah.
Daya tarik ini menjadi alasan kuat kenapa kamu harus segera melangkah kaki ke provinsi
ujung barat Indonesia ini.
Setiba
nantinya kamu di Aceh, selain menikmati beragam panorama indah, tidak salahnya
juga menikmati makanan khas Aceh yang lezat. Mencicipi makanan khas Aceh terbilang sangat mudah.
Selain menu yang beragam, tempat yang mudah dijangkau, harga makanan khas Aceh juga
terbilang murah. Hemat kantong bagi para pelancong. Tapi walaupun harga miring,
kelezatan cita rasa tetap diutamakan.
Nah,
berikut ini, saya jabarkan sebelas makanan khas Aceh yang patut dicoba saat
berkunjung ke Banda Aceh.
1. Mie Aceh
Mungkin dari banyaknya makanan khas Aceh, ini yang paling terkenal: Mie Aceh! Kelezatannya sudah diakui dimana-mana. Menemukan kuliner ini juga tidak lagi sulit. Bukan hanya di Banda Aceh, di beberapa kota Indonesia Mie Aceh sudah mulai mudah dijumpai. Tapi menikmati kuliner ini langsung di tempat asalnya, tentu jauh nikmat. Sebab penyajian dan citarasanya lebih kentara. Mie Aceh disajikan dengan beragam campuran bumbu tradisional Aceh. Mie-nya pun lebih kuning, sebab diolah dengan bubuk kunyit di dalamnya. Kelezatan semakin nikmat sebab dibalur dengan acar bawang merah dan cabe rawit, serta disanding dengan renyahnya kerupuk mulieng/melinjo. Saat ini penyajian mie Aceh semakin variatif dengan beragam campuran seperti daging sapi, daging rusa, kepiting, udang, cumi, hingga daging kambing muda. Di Banda Aceh, lokasi Mie Aceh yang paling terkenal adalah Mie Razali di Peunayong, dan Mie Ayah di kawasan Syiah Kuala.
2. Sate Matang
Mie Aceh beragam penyajian (gambarwisata.com) |
2. Sate Matang
Sate Matang termasuk kuliner andalan di Aceh. Tampilannya sama dengan sate kebanyakan, cuma beda dalam penyajian saja. Kalau di daerah lain, sate disandingkan dengan ketupat atau lontong. Sedangkan Sate Matang disajikan dengan bumbu kacang, kuah kaldu, dan nasi panas. Jadi jika mencicipi kuliner ini, meja akan terasa penuh dengan banyaknya piring. Sate ini menggunakan daging sapi atau kambing tanpa menggunakan lemak daging yang seperti biasa ditemui di sate kebanyakan. Potongan dagingnya pun terbilang besar. Hanya dengan satu porsi, pengunjung sudah dibuat kenyang. Biasanya jajanan Sate Matang di Banda Aceh dimulai sejak sore hari hingga tengah malam. Ada beberapa spot Sate Matang yang biasa diburu para pelancong. Seperti di area REX Peunayong, atau kawasan Lueng Bata. Satu porsinya berkisar Rp 20.000-Rp 25.000.
Sate matang disajikan dengan bumbu kacang (tribunnews.com) |
3. Kopi
Aceh terkenal sebagai daerah penghasil kopi. Ada dua jenis kopi yang terkenal yang dihasilkan di daerah ini, yaitu Robusta dan Arabica. Berkunjung ke Aceh tapi tidak menyempatkan diri untuk mencicipi kopi, rasanya rugi sekali. Aroma kopi Aceh khas sekali dan terasa pekat. Penyajiannya pun masih sangat tradisional dengan menggunakan saring yang diseduh langsung ke dalam gelas. Menemukan tempat ngopi di Banda Aceh juga bukan hal sulit. Banda Aceh dikenal sebagai kota seribu warung kopi. Hampir setiap langkah mudah ditemui warung kopi. Jika ingin menikmati kopi Aceh dengan suasana tradisional, tidak salahnya mencicipi kopi legendaris Solong di Ulee Kareng. Suasananya masih jadul. Jauh dari kesan ngepop layaknya cafe atau tempat nongkrong kebanyakan. Tapi disinilah keunggulannya, sebab semakin membuat pertemuan semakin intim ketika mengopi. Kopi Aceh dibandrol Rp.3000-Rp 5.000/cangkir.
Kopi Aceh beraroma khas (makanajib.com) |
4. Ayam Tangkap
Selain Mie, kuliner Ayam Tangkap termasuk yang paling hit di Aceh. Kuliner ini terbilang unik. Ayam kampung dipotong kecil-kecil, direndam dengan bumbu khas, lalu digoreng beserta cabe hijau, daun pandan, daun kari/teumurui dan bawang merah. Rasanya gurih renyah dengan bumbu yang harum. Dicocol dengan sambal kecap dan cabe rawit. Sekilas, tampilan menu ini sedikit berantakan. Potongan ayam berada dalam tumpukan gorengan daun. Sehingga untuk mencicipinya, pengunjung harus terlebih dahulu mengubek-ubek dedaunan. Jadi terkesan sedang mencari-cari ayam dalam tumpukan sampah. Makanya dulu, kuliner ini disebut ayam sampah. Satu porsinya berkisar Rp 20.000-Rp 30.000. Menemukan menu ini di Banda Aceh terbilang mudah. Hampir semua warung khas Aceh menyediakan Ayam Tangkap sebagai menu andalan.
Untuk menyantap ayam tangkap siap-siap bongkar daunnya dulu! (detiktravel.com) |
5. Kue Bhoi
Kue ini sering disebut bolu
ikan, sebab bentuknya menyerupai ikan koi. Kue ini diolah dengan cara
dipanggang. Rasanya manis dan mampu bertahan hingga berbulan-bulan tanpa bahan
pengawet. Paling enak dicicipi dengan teh manis panas. Sebab teksturnya padat,
kue ini cepat bikin kenyang. Kue Bhoi bisa dijadikan oleh-oleh untuk kerabat.
Untuk mendapatkannya pun terbilang mudah. Hampir semua toko souvenir di Banda
Aceh menjajakan kue ini.
kue bhoi aka bolu ikan (tokokuekhasaceh.blogspot.com) |
Selain kue bhoi, di Aceh juga terkenal dengan kue timphan. Ini kudapan khas Aceh yang dibalut dengan daun pisang muda lalu dikukus. Isinya beragam, mulai dari kelapa gula, durian, hingga asoe kaya (selai dari telur dan santan). Harga timphan hanya Rp 1.000/buahnya, dan mudah ditemui di warung kopi di Banda Aceh.
timphan dengan beragam isi (google.com) |
7. Rujak Aceh
Rujak Aceh
termasuk makanan khas Aceh yang paling dicari. Ada dua penyajian rujak Aceh, yang pertama buah-buahan
seperti nenas, bengkuang, pepaya, ketimun, jambu dipotong kasar lalu dicampur
dengan bumbu yang terdiri dari cabe rawit, gula merah, kacang tanah. Untuk
menambah rasa pekat, bumbu ini terkadang dicampur dengan buah batok dan buah
rumbia sehingga rasanya menjadi unik. Yang kedua, rujak yang biasa disebut buah segar. Rujak jenis ini memisahkan potongan buah dengan
sambalnya. Cara menyicipnya cukup mencolek buah ke dalam sambalnya. Di Banda
Aceh lokasi kuliner rujak yang paling terkenal adalah Rujak Garuda. Lokasinya
tidak terlalu jauh dari pintu belakang Masjid Raya Baiturrahman. Harganya pun
tergolong miring berkisar Rp 8.000-Rp 10.000/porsi.
Rujak Aceh khas dengan kacang gorengnya (travelmulu.com) |
8. Martabak
Aceh
Tampilan Martabak Aceh beda dari martabak
kebanyakan di daerah lain. Martabak Aceh menggunakan lumpia yang dibalut telur
yang telah dicampur bawang merah, cabe, dan daun bawang. Jika sudah matang,
martabak disajikan dengan acar bawang merah dan cabe rawit. Harganya pun
terbilang murah berkisar Rp 6.000- Rp 8.000/porsi. Martabak Ayah adalah
martabak yang paling terkenal di Banda Aceh. Lokasinya di kawasan Peunayong.
Martabak Aceh dengan taburan acar bawang (food.detik.com) |
sebaiknya dibaca: ini yang harus kamu ketahui saat tiba di terminal Banda Aceh
9. Sie Ruboh
Sie Ruboh atau daging rebus adalah kuliner khas Aceh Besar. Kuliner ini terdiri dari potongan daging sapi yang direbus dalam beragam bumbu tradisional seperti cabe bubuk, kunyit bubuk, jeruk nipis, cabe rawit, hingga cuka. Dengan banyaknya bumbu, rasa kuliner ini sedikit meriah. Ada rasa pedas dan kecutnya asam cuka. Sie Ruboh ini dimasak dalam belanga tanah, dan mampu bertahan hingga berbulan-bulan. Cukup kembali dipanaskan saat ingin disantap ulang. Daging sie ruboh juga bisa diolah menjadi kuliner lainnya. Semisal digoreng hingga nanti menyerupai dendeng, atau disuwir-suwir menjadi abon. Kuliner ini mudah ditemui di beberapa warung nasi khas Aceh.
sie ruboh atau daging rebus (acehxpress.com) |
10.Kuah Beulangong (Kari Aceh)
Kuah Beulangong ini kuliner khas dari Aceh Besar juga. Disebut kuah beulangong sebab dimasak di belanga besar. Kuliner ini juga kerap disebut kari Aceh. Biasanya dihidang ketika makan siang. Aromanya khas hadir dari beragam bumbu tradisional serta potongan buah nangka dan pisang muda. Selain itu juga ada potongan daging dan tulang, seperti daging sapi atau kambing. Saran saya, untuk merasakan kelezatan sempurna dari kuliner ini, cobalah disantap saat kuah masih terasa panas. Sebab jika sudah dingin, kaldu dan lemak daging akan muncul ke permukaan kuah. Untuk mencicipi menu ini pun terbilang murah, berkisar Rp 15.000-Rp 20.000/porsi. Hampir semua warung khas Aceh menyajikan kuliner ini. Di Banda Aceh, tempat kuah beulangong yang paling hit ada di kawasan Peuniti.
Kari Aceh yang dimasak dalam belanga besar (antaranews.com) |
11. Sanger
Selain kopi, di Banda Aceh juga dikenal sanger. Ini minuman khas Aceh yang terdiri dari campuran kopi, susu kental, dan sedikit gula. Sangking nikmatnya minuman ini, setiap tanggal 12 oktober berlangsung sanger day, dimana beberapa warung kopi menyajikan sanger gratis. Konon kata sanger berarti sama-sama ngerti. Istilah ini dipopulerkan oleh mahasiswa di tahun 1990an. Kala itu, mahasiswa yang memiliki dana minim ingin menikmati kopi susu, namun kantong tipis disiasati dengan mencampuri susu dengan gula agar manisnya kentara terasa. Istilah itu terus bergulir hingga kini, dan menjadi minuman favorit di warung-warung Banda Aceh. Menikmati sanger hanya cukup merogoh kocek Rp 5000-Rp 8.000/porsi.
Sanger campuran kopi dan susu (google.com) |
Nah, itu dia sebelas makanan khas Aceh yang patut dicoba saat
berkunjung ke Banda Aceh. Tunggu apa lagi, segera datang ke Banda Aceh, dan rasakan
sensasinya kelezatannya.
0 komentar:
Posting Komentar