Pertama kali melihat gambar ini, saya terkekeh ampun-ampunan. Bayangan saya langsung teringat ke Nurul Hakima dan Mawla, dua saudara perempuan yang tinggal seatap. Mereka berdualah yang lebaran kali ini sibuknya luar biasa nyaingin tim katering. Segala hal dihandle.
Satu hari menjelang lebaran, mereka bejibaku tanpa ampun. Mulai ke pasar, memotong daging, menyapu mengepel rumah, cuci gorden, bikin es buah, masak rendang, masak sie ruboh, keluari cangkir dari lemari, sikat kamar mandi, beresin dapur, cuci piring, bikin kue, menata rumah, iris cabe, blender bawang dan segalanya. Dari pagi sampai tengah malam, saat saya sudah tidur, mereka berdua masih bejibaku di seluruh penjuru rumah. Melihat mereka berdua bekerja layaknya orang tak mandi berhari-hari. Awut-awutan.
Tapi keesokan harinya.
Subhanallah! Semua berubah! Hahahhaa...
Dandanan mereka primadona. Mereka layaknya cinderella. Baju mentereng, jilbab diputar kesana kemari, make up ditata apik. Mandi paling lama, baju licin, minyak wangi disemprot berkali-kali. Kalau jalan melulu lihat kaca, nggak di teras, di dalam rumah juga iya, dengan maksud tujuan sama: bercermin.
Tak ada yang menduga, beberapa jam lalu mereka adalah pasukan antah berantah yang baru keluar dari goa bersarang laba-laba. Tak ada yang menduga semalam mereka bejibaku semalam suntuk hingga keringat bercucuran. Tak ada yang menduga, beberapa jam lalu, berdiri dekat mereka bikin semaput. Bau keringat dicampur ketek basah. Aduh!
Idul Fitri selalu mengajarkan hal baru. Ramadhan penuh mendidik kita menjadi pribadi baik hingga menang di ujungnya. Kemenangan inilah yang ditunjukkan dengan hal baru; hari baru, hati baru, hingga baju dan dandanan baru.
Biar pun orang-orang di luar mulai tidak tertarik untuk membeli baju baru, tapi kami di rumah selalu melakukan sebagai bentuk 'menjaga tradisi' kebiasan keluarga dari dulu-dulu. Bukan untuk berfoya-foya, tapi lebih cenderung sebagai wujud "ekspresi". Sebab kehidupan berekspresi selalu memberi semangat lebih.
Semangat sama yang dimiliki Nurul, Mawla, dan perempuan2 lainnya di luar sana yang tanpa peduli waktu, tenaga, menyiapkan segala hal terbaik untuk hari terbaik. Menyiapkan hal baru untuk para tetamu. Menyiapkan diri untuk hari-hari yang lebih capek; melayani para tamu, menyajikan menu, menyuguhkan air, hingga cuci mencuci piring kembali.
Maka jelas, kelelahan ini sepatutnya dirayakan. Mungkin dalam beragam cara, salah satunya menjadi pribadi terbaik. Ataupun menampilkan diri menarik.
Banyak cara merayakan lebaran.
Untuk kamu! Para pejuang malam lebaran.
Saya selalu kagum untuk seluruh perempuan yang bejibaku di dapur, dan menjadi ratu di hari baru.
Idul Fitri, 18 Juli 2015
0 komentar:
Posting Komentar