Berhubung siang itu saya tak tahu
harus kemana. Akhirnya dengan seorang teman kami sepakat untuk jalan-jalan ke
pusat perbelanjaan. Kesepakatan ini udah kami amini beberapa hari lalu. Niatnya
jalan-jalan sambil nyari sesuatu yang mungkin perlu dicari.
Selepas zuhur kami berangkat.
Ternyata, aura lebarannya sudah kerasa sebelum pintu masuk gedung. Parkiran penuh
sampai meluber ke jalanan. Orang-orang berjubelan nggak terkira-kira. Makin ke
dalam gedung, makin dahsyat. Desak-desakannya udah kayak rombongan haji. Hilir
mudik kesana-kemari keluar masuk toko. Berada disana, serasa lebaran besok
lusa.
Sebagian pengunjung selonjoran di
tangga dan di sudut-sudut rak baju. Bisingnya minta ampun. Cuaca di luar memang
panas menggelora. Jadi sebagian malas angkat kaki dari sini. Di tambah puasa,
bikin benar-benar dahaga dan terasa capeknya.
Saya dan teman berputar
kesana-kemari. Sesekali melongok ke rak baju. Mana tahu ada yang cocok. Melihat
kasir berjubelan orang yang mau bayar, kita geleng-geleng kepala. Ampun Tuhan,
kenapa bisa segini rame. Belanja pun jadi ilfeel.
Merasa bosan kami akhirnya pulang.
Sambil menuju parkiran kami bercerita panjang ini itu. Mulai dari harga cabe
keriting sampai inflasi negara dan jumlah pengangguran di India. Makin menuju
ke parkiran, cuaca mulai terasa panas. Mungkin karena makin rame ditambah AC
semakin dikit. Duhh duhh..
Capek membahas topik yang begitu
berat, kami akhirnya memilih berhalusinasi.
“Kayaknya seru nih, jam ginian
minum cendol.” candaku.
“Hahhahaa…” si teman
terbahak. “Enaknya makan sop buah, Bang!” jawabnya sambil nyebut tempat sop
buah yang sering kami tongkrongin.
Langsung deh, buah-buahan segar
dengan siraman sirum marjan ditambah es batu menari-nari di kepala. Membayangi
aja berasa kayak di dalam kulkas.
Mendekati parkiran suansana juga
padat merayap kayak jalur mudik. Kendaraan sesak, orang-orang rame keluar masuk
ke pusat perbelanjaan ini. Karena kesulitan, saya memilih beridri di pos karcis
dekat tanjakan pintu keluar. Si teman lagi bejibaku mengeluarkan motornya
dihimpitan kendaraan lain.
Nah, di depan saya ada keluarga
kecil yang lagi bejibaku mengeluarkan motornya juga. Jaraknya cuma beberapa
langkah. Si anak masih kecil tapi suaranya berisik. Teriak-teriak nggak karuan.
Sesekali merengek. Kepingin pelototin, tapi takut digebuk sama Bapaknya.
Dia makin teriak histeris,
mungkin gara-gara kepanasan atau mulai ngantuk. Sesekali menghentak-hentak
kaki. Saya yang berada di dekat mereka jadi melongo, penasaran. Ih ni bocah heboh banget! kenapa lagi!
Ternyata eh ternyata, si anak
merengek-rengek minta es cream!
Dia nunjuk-nunjuk tangan si
Bapaknya minta es cream. Saya yang udah berhalusinasi jadi terpaku lihat es
cream walls rasa coklat yang lagi diubek-ubek si Bapak. Yah, momentnyya tepat
sekali, disitu lagi berhalusinasi disitu malah ada contoh jadi. Glek!
Si anak makin merengek-rengek. Si
Bapak berulang kali bilang, “bentar, bentar…” sambil memutar sendok kecil di
dalam cup es cream. Dalam bayangan saya, si akan akan langsung diam sewaktu
disuapin es cream.
Hingga lalu…
Hap!!!
Si anak diam, saya melongo.
Lha, kok mulut si anak tetap mingkem,
nggak ngunyah. Saya edarin mata ke sebelah. Mana tahu es creamnya jatuh di jok
motor atau menguap gara-gara terlalu panas.
Oh Tuhan! Es creamnya
malah diembat si Bapak!!
Hahahhahahahaha……
Sekarang malah mulut si Bapak
komat-kamit.
Saya jadi melongo. Heran. Dunia terasa
ganjil. Ini Bapak sehat??
Merasa diperhatiin, si Bapak
balik menoleh.
Oooo…. Ketahuan tak puasee…
Berdua kami saling bertatapan. Agak
lama, kayak di film-film Korea. Cuma bedanya, aktornya blepotan es cream,
nyangkut di kumis lagi. Hadeuuhh…
Tersadar diperhatiin, si Bapak
balik arah. Mungkin malu dan salah tingkah. Lekas membelakangi saya, dan
menghadap istrinya. Berdua mereka berbicara. Si istri yang awalnya biasa aja, wajahnya
berubah seketika. Giliran dia kebingungan. Mungkin heran, ni suamiku kenapa
tiba-tiba mulutnya jadi basah.
Hahahahhaa….
Sekarang, malah giliran istrinya
yang natap saya.
Tersadar kelamaan berdiri disitu,
saya angkat kaki. Baru sadar, ngapain perhatiin keluarga kecil itu segini
detail.
Entahlah apa yang terjadi
sebenarnya. Mungkin si Bapak terlalu lelah dan ngerassa adzan maghrib begitu
dekat. Atau dia seorang musafir yang berkelana keliling dunia dan mampir bentar beli baju
di tempat ini.
Atau bisa jadi, dia memang tidak
sedang dan ikut berpuasa.
Hmmm… banyak dugaan untuk kasus
ini. Tapi yang pasti, keluarga kecil ini begitu bahagia. Setidaknya, di motornya
banyak tentengan belanja. Lupa intip sih, kira-kira di kreseknya ada es cream
lagi nggak ya..
***
Ih, segitunya ya si bapak, hehe. Jangan-jangan sudah diatur skenarionya :-D *kok malah suudzon
BalasHapusHahaha... banyak dugaan memang.. tapi yang pasti es krim saat puasa dengan udara yang panas memang menggoda. ^^
BalasHapus