sumber foto; http://tahtektux.blogdetik.com/ |
Zaman
sekarang, macam-macam motif penipuan. Ada aja caranya. Semalam (23/5) saat mau
tidur, handphone berdering nyaring. Tak ada nama yang tertera di layar HP,
nomor tak dikenal. Bergegas saya angkat. Dari seberang, suara lelaki terdengar
menyapa ramah. Cara sapanya persis kayak suara dari perusahaan penawar ini itu.
Singkat cerita, dia mengabarkan kalau saya mendapatkan hadiah 10 juta ditambah
Rp 1 juta pulsa gratis! Langsung deh ilfeel.
“Bapak
mau nipu saya?!” hardik saya.
Si
penelpon membela diri, “Bapak, tolong jaga ucapannya. Saya mengabarkan bapak
mendapatkan… bla…blaa…”
“Nelpon
malam-malam gini mau nipu saya?!”
“Bapak
sekali mohon jaga ucapannya. Bapak mendapatkan uang Rp 10 juta bla..blaa…”
Kepala
saya langsung berputar, kayaknya seru nih kalau diladenin. Saya nurunin
intonasi suara, berusaha sedikit ramah. Penelpon pun mulai melunak. Keingat,
kayaknya ini bagus kalau direkam. Saya langsung aktifkan aplikasi perekam.
Sialnya, malah tombol lain yang ketekan. Jadinya komunikasi terputus! Hadeuh!
Nggak
hilang cara, iseng saya kirim SMS, mengabarkan kalau handphone saya habis batere.
Entah dia kebanyakan pulsa, atau memang saya kesannya mangsa lugu, dia balik
nelpon. Disinilah permainan dimulai.
Dia
memperkenalkan diri dari perusahaan Telk*ms*l. Katanya saya dapat penghargaan
berupa uang tunai beserta pulsa. Mendengarnya saya berusaha bahagia sebahagia
mungkin walau perut mules. Dan lanjut, ia tertatih-tatih mengabarkan kalau
uangnya harus segera dikirim mala mini via ATM!
Basi!!
Cara giringnya masih kayak dulu-dulu. Saya sempat ngusul, gimana kalau uangnya
diambil tunai di kantor Telk*m**l besok paginya. Nggak ribet. Tapi dia keukeuh
mau sekarang! Alasannya, karena transaksinya bisa dilakukan via ATM, dan ATM
nyala sepanjang 24 jam.
Alhasil,
saya pun berakting layaknya orang yang mau keluar rumah menuju ATM di kota yang
kira-kira perjalanannya 15-20 menit. Antah berantah di meja saya
goyang-goyangkan, pintu lemari saya buka tutup buka tutup dengan harapan agar
kesannya saya buru-buru dan mulai bergerak dari rumah. Nggak cukup sampai
disitu saja, saya sampai buka jendela kamar dan menyorong hape ke arah jalan,
biar suara motor-motor yang lewat depan rumah kedengaran si penelpon. Usahanya
udah kayak siswa kelas tiga mau ikut UN. Maksimal!!
Sadar
agak ribet, saya milih jalan pintas. Buka YOUTUBE!!
Searching
video 'suara sepeda motor" dan "ruang ATM". Naasnya, modem
internet agak lambat. Loadingnya kelamaan. Saya sempat sapa untuk memastikan si
penelepon masih aktif di ujung sana. Rupanya malah ketebak.
“Bapak
sepertinya masih di rumah ya!”
Hadeuh!
“Lagi
nunggu angkot ni Mas.” sahut saya spontan sambil nunggu internet loading.
“Bapak,
jam sekarang mana ada lagi angkot…”
“Ada
kok, angkot sampai jam 11 malam.” Saya mulai mengarang indah.
“Coba
pinjam sepeda motor punya tetangga,” ia mulai maksa.
Saya
langsung mengiyakan saja, “iya saya pinjam sekarang!” sahut saya sambil memutar
video dari youtube. Dan kebetulan settingan videonya tepat sekali! Video jalan
raya yang rame kendaraan dengan sahutan klakson! Lalu saya besarkan volume
suara dan menempelkan handphone kea rah speaker laptop!
Haahahahaahaaa...
Usaha berhasil. Setidaknya 30 menit awal saya merekam semua
pembicaraan yang kalau didengar sekarang bikin ketawa. Dari ujung sana, si
penelpon agaknya mulai percaya. Setidaknya dia nggak memutuskan komunikasi, bahkan
menuntun dengan bijak cara menggunakan mesin ATM.
Sedangkan di kamar saya bejibaku angkat-angkat laptop biar suara kendaraan dan
ruang ATM dari speaker laptop kedengaran sempurna.
Makin ribet lagi, sewaktu dia minta saya menyebutkan nama-nama
transaksi di layar ATM, untuk meyakinkan kalau saya benar-benar di ruang ATM!
Oh Tuhan, nggak tau kali dia ya, yang diajak ngobrol ini dulunya
mantan teller bank. Hahahhaa...
Saya pun menyebut dengan baik nama-nama transaksi di layar ATM; penarikan, pembayaran, transfer, informasi saldo, bla..bla...
Saya pun menyebut dengan baik nama-nama transaksi di layar ATM; penarikan, pembayaran, transfer, informasi saldo, bla..bla...
PLAAAKK!!
Tiba-tiba komunikasi terputus! Hadeuh, padahal lagi
seru-serunya. Rupanya kuota rekam suara masuk tahap darurat. Obrolan mendadak
putus. Karena malam dan saya benar-benar kurang kerjaan, iseng saya coba kirim
SMS lagi.
“Mas, kok putus?” tanya saya sok akrab.
Beberapa detik kemudian, handphone berdering lagi. Lha beneran
ditelepon!! Hahhaaahaa...
Telepon kedua ini rekam lagi (walaupun agak telat 16 detik
pertama). Ternyata yang nelpon suara berbeda, dia ngakunya Manager Keuangan.
Suaranya agak ketus, dan sedikit to the point.
Sialnya, kepalsuan "ruang ATM" ini terbongkar, sewaktu dia minta saya
secara lengkap membaca "apa yang tertulis di layar ATM"
lha mana kehafal....
Hasilnya jadi ngarang indah saya berantakan.
"Coba masukan ATM sekarang!" suruh si Manager
Keuangan.
Saya langsung putar youtube "ruang ATM" tepat dibagian
bunyi tuts 'tit tut', biar lebih meyakinkan.
"Iya sudah..." jawab saya yakin.
"Sekarang apa yang ada dilayar ATM?" tanyanya lagi.
Disini saya mulai ngak-ngok. "list transaksi!" jawab
saya.
“List transaksi?" tanyanya lagi.
"Iya! ini ada pembayaran, penarikan, informasi
saldo..."
Suara di seberang langsung berubah, "Bapak!! dimana-mana
kalau masukin kartu ATM pilih dulu BAHASA baru transaksi!!"
Aduh, maap, lupa!
Kebongkar dah! Hahahahahahaaa....
Dan percakapan pun
langsung heboh. Si Manager Keuangan langsung emosi, marah-marah. Mungkin
darahnya mendidih, soalnya sudah hampir satu jam telepon, nggak ada hasil malah
terkuras pulsanya.
Saya nggak mau kalah, dia marah-marah, saya ikutan marah-marah
juga. Obrolannya udah lari kemana-mana. Sampai saya ngusulin, supaya dia nyari
kerja lain.
"Bapak sekarang ke warung depan aja! bantuin nyuci piring,
ketimbang nipu orang kayak gini!" usul saya.
"Eh, tau nggak, saya kirim uang 10 juta ini untuk kamu!"
"Eh, tau nggak, saya kirim uang 10 juta ini untuk kamu!"
"lha ngapain?" tanya saya.
"Buat beli kain putih 3 meter!"
"Bapak, mau bikin saya jadi pocong!!"
Dia makin nggak mau ngalah. “Bapak itu kasihan bisa ditipu!”
“Lha yang berhasil nipu siapa?”
Obrolan makin kemana-mana. Udah kayak ketemu teman SD sewaktu reunion.
“Saya ini orang keberapa Bapak tipu?” tanya saya kepingin tau.
“Orang pertama!”
“Kasihan ya, orang pertama malah nggak berhasil.”
Dia dongkol kuadrat.
“Bapak tinggal dimana?” kejar saya kepingin tahu.
Dia jawab kenes, “di hatimuu…”
Preettt…
Mungkin kelelahan teleponnya diputus sepihak, rencana awal
ngajak dia bertobat gagal total.
Iseng saya SMS lagi, "Kok putus lagi? telepon lagi kemari!"
Sampai sekarang jangankan ditelepon, SMS-nya pun nggak dibalas.
Sampai sekarang jangankan ditelepon, SMS-nya pun nggak dibalas.
Jadi penipuan via ATM ini masih ada sampai sekarang. Butuh kehati-hatian.
Mereka menyedot uang kita via ATM melalui menu ‘uang elektronik’ di mesin ATM. Kalau
pun niatnya kepingin balik kerjain, juga butuh kehati-hatian. Ketika saya
posting cerita ini di facebook, banyak yang berbagi pengalaman. Ternyata ada
juga modus hipnotis via telepon, yang menurut pengakuan teman saya berhasil
menghipnotis sampai beberapa kali dengan sistem kirim isi pulsa via ATM.
Semoga kita terus hati-hati ya! Sebaik pelindung adalah yang Diatas.
Amin..
cie cie rumah baru :D
BalasHapusmasih under construction ni yeee
keren kisah nyatanya fe....
BalasHapusngakak saya bacanya, hahhahaha