Hidup baik itu tidak memandang diri dari kacamata kehidupan orang lain.
Ia selayak bercermin. Berdiri, mematung dan bertanya:
"Mau apa saya?"
"Apa yang akan dikejar?"
Membanding-bandingkan diri pasti, tapi bukan mengkerdilkan diri.
Sebab rumput tetangga tidak selalu hijau.
Mungkin loteng tetangga juga ada yang bocor
Hal bijak adalah jujur pada diri sendiri.
"Mau apa saya?"
"Apa yang akan dikejar?"
Terkadang, berjalan pun tidak sepenuhnya menggunakan mata.
Ada hati yang juga menuntun.
Tak berkedip, tapi peka untuk merasa
Hati adalah muara kejujuran.
Walau dihujam dengan alasan tanpa batasan. Ia seakan lebih tahu menuju keputusan
"mau apa dan mengejar apa"
Dan hati juga muara kegelisahan.
Diikut dengan beragam alasan dalam tanpa batasan.
Ia penumbuh ragu-ragu dalam keputusan "mau dan akan mengejar apa"
Jika dua muara itu ada dalam alur sama, doa untuk Tuhan adalah
pencari keputusan dan penenang alasan.
Menjelang maghrib, 14 Maret 2015
Eciaaaaa....tumben update blog :p
BalasHapusBtw, gimana cara tulis quote di gambar kayak gitu?
sudah meu ek labah kali blognya...
Hapusitu buatnya di aplikasi twitgram Ky..