Mencoba belajar ketekunan dan keteraturan dari OneDayOneJuz dan OneDayOnePost
SAYA membaca sebuah catatan di blog Bang Aswi, salah satu blogger dari Bandung. Di catatannya ia mengutarakan tentang kegilaannya menulis di blog. Tanpa disadari tulisan itu selalu terposting setiap harinya. Maka diakhir tahun, jumlah postingannya menyamai total jumlah hari selama setahun.
Ia pun menargetkan dalam tahun ini hal itu bisa kembali terulang. Jadi setiap harinya ia sempatkan menulis dan mempublishnya di blog yang sudah ia kelola bertahun-tahun. Celetukkan OneDayOnePostpun mengudara dari para pembacanya. Saya melihat sambutannya sangat positif. Banyak para blogger tertarik untuk mencobanya. Dan itu terlihat dari komentar-komentar di bawahnya.
Pekara ini sempat saya lupakan beberapa hari setelahnya. Menganggap itu hanya isu angin tak perlu ditanggapi. Hingga akhirnya tanpa sengaja membuka blog Alaika Abdullah. Ternyata ia mengulas hal sama di blognya, tentang OneDayOnePost. Saya mencoba membaca postingan di blognya. Ternyata postingan terbarunya tertera menyamai hari tanggal yang sedang bergulir. Untuk kali ini saya merasa tersentak. Sepertinya seru mengikuti program serupa. Setidaknya untuk menambahkan jumlah postingan. Blog akan selalu terupdate. Dan terpenting membuat menulis menjadi rutinitas selayak makan dan minum.
Dua hari lalu saya menasbihkan diri untuk ikut serta. Sebenarnya sudah tertinggal 8 hari, artinya saya ngutang 8 postingan dalam blog ini. Sempat mikir juga, tapi yah sudahlah! Jalankan saja dulu. Masalah utang mengutang dihitung belakang saja. Toh, delapan postingan bukan hal terlalu memberatkan.
Postingan pertama saya di #1Day1Postini tentang sedekah. Saya menulis itu setelah menonton konser kemanusiaan Palestina beberapa hari sebelumnya. Sebenarnya untuk beberapa hari ke depan sudah ada beberapa ide yang ingin saya tuliskan. Jika pun tidak bepergian, tidak jalan-jalan, hanya duduk di kamar depan laptop, saya yakin masih ada beberapa bahan yang dapat saya tuliskan. Bank ide tulisan masih banyak. Terpenting saya menulis. Rutin menulis. Dan postingan di blog ini terus bertambah.
Sebenarnya bukan cuma pekara ketiga itu saja saya mengejar. Ada yang lebih dalam. Tentang ketekunan dan keteraturan. Ketekunan dan keteraturan selalu membawa dampak baik. Postif. Entah untuk kita sendiri atau bagi orang-orang di sekitar.
Gara-gara hal inilah akhirnya saya mengaminkan diri untuk ikut serta ke dalam program lainnya.OneDayOneJuz.
Saya sudah mendengar lama program ini. Dari status-status di BBM, twitteran, ataupun dari obrolan teman-teman lainnya.
Hingga suatu siang, seseorang mengajak saya untuk bergabung di grup BBM OneDayOneJuz. Peraturannya lumayan ketat. Setiap grup terdiri dari 30 anggota. Setiap anggota diwajibkan menamatkan 1 juz setiap harinya. Jadi jika 30 anggota menamatkan masing-masing 1 juz, grup ini telah “menamatkan” Alquran dalam sehari.
Bacaan juz nya pun berbeda-beda setiap harinya. Seperti hari ini saya mendapat giliran menamatkan juz 30. Besok hari saya harus menamatkan juz 1. Jadi dalam kurun waktu 30 hari ke depan/satu bulan, Insya Allah saya bisa menamatkan Alquran.
Untuk awal-awal sedikit memberatkan. Terlebih bagi saya yang cenderung membaca Alquran setiap harinya tak lebih dari 1 lembar. Tapi disinilah letaknya ketekunan dan keteraturan. Dua hal yang bagi saya sedikit sukar untuk dibentuk jika seorang diri. Kita butuh sokongan orang-orang sekitar. Kehidupan jamaah. Setidaknya ketika drop, jatuh, ada seseorang yang mengingatkannya. Tapi jika sudah diingatkan rupanya juga masa bodo’. Mungkin seperti ini dikatakan keras kepala. Heheh...
Seperti tadi pagi, saya harus mengungsi dari rumah untuk menamatkan 1 juz. Suasana rumah yang gaduh ketika masa liburan, tukang yang sedang renovasi bagian belakang rumah, menjadi hal asing untuk mengaji di siang hari. Akhirnya masjid menjadi pilihan. Jarang-jarang saya bisa melakukan seperti ini. Ketika Ramadhan pun tidak sampai harus melarikan diri dari rumah “hanya” untuk mengaji. Maka disinilah saya belajar untuk menjadi tekun dan teratur.
Di One Day One Juz saya belajar untuk mendapatkan itu. Sama halnya di One Day One Post. Di One Day One Post saya sedikit keteteran beberapa hari silam, saya berusaha hal itu tak terulang di One Day One Juz. Mungkin bedanya di One Day One Juz ada seseorang kepala suku yang memantau. Ada peraturan yang ketat yang membuat saya lebih teratur. Baca Alquran harus menamatkan 1 juz sebelum pukul 20:00. Jika tak mampu menamatkan hari itu, silahkan ‘dilelang’ ke teman-teman yang lain untuk dilanjutkan bacanya.
Di One Day One Post? Saya harus ‘berjuang’ untuk mengalahkan diri sendiri. Membuat keteraturan dan ketekunan sendiri. Maka disinilah saya melihat silang kebaikan. Keteraturan dan ketekunan bisa saya belajar di OneDayOneJuz, dan aplikasi hasilnya bisa saya praktekkan sendiri di OneDayOnePost.
Sama halnya ketika saya menulis postingan ini. beberapa jam lagi hari berganti ke tanggal berbeda. Sedangkan di blog belum ada postingan terbaru. Ingin pulang ke rumah, membutuhkan lagi waktu. Terlebih kasur empuk menunggu sangat menggoda. Maka di sudut warung kopi yang bising, saya mencoba untuk menulis. Memasang earphone menjauhkan suara-suara bising di sekitar.
Dan merasa puas, ketika kedua ketekunan dan keteraturan ini berhasil dilaksanakan hari ini!
Taufik Kopi
21:24 WIB
Aku udah mulai yaaa... Tapi kemaren tu absen 4 hari nulisnya hehe....
BalasHapustahun kemarin dapat 100, tahun ini belum tau niat juga ah posting satu tulisan sehari....
(h)
Masya Allah.
BalasHapusInspiratif.