Cerita ini melegenda di rumcay FLP Aceh. Ia serupa cerita kalsik cinderella. Kedatangannya tidak diharapkan. Bahkan pernah sekali diusir bersama Al Baqarah. Entahlah apa selepas itu ia kembali hadir.
Sosoknya menjadi legenda ditengah-tengah kami beberapa bulan lalu. Saat pertama menginjak kaki di rumcay terbaru. Taman bacaan yang menghuni dua rumah couple yang kosong berbilang tahun. Awalnya rumah ini sedikit menyeramkan. Sudut-sudut rumahnya menyerupai cerita film horor; cat yang terkelupas, platfon yang berserak, sampah bertebaran, atau beberapa bekas pakaian yang tersisa.
Aku bersama teman-teman mengeliling rumah pilihan itu menjelang maghrib. Berputar-putar dalam suasana remang. Ketakutan bila sosok beda muncul di ruang tengah, dapur belakang atau sumur di kamar mandi.
Tapi tak baik pelihara ketakutan terlalu lama.
Maka rumah itu pun disulap sebagaimana mesti. Sekat-sekat dihancurkan, sumur disingkat. Sampah ditumpuk lalu dibakar, platfon hancur ditutup tak lagi menganga. Dan terpenting suram rumah diganti pencahayaan kuat. Warna-warna terang berlapis membalut dinding kusam. Rumah ini benar-benar dibuat cahaya.
Gotong royong massal |
Kerap pagi buta berkumpul untuk berbenah. Seiring berkumpul maka cerita tak penting sering diumbar; ada suara aneh di sumur belakang, suara lolongan menjelang siang, gerak tak beraturan kerap terdengar.
Lalu bertanya ramai-ramai. Itu siapa??
Kami menyebutnya Mimi!!
Aku menamainya sedikit lebih panjang, Mimi Saladosi.
Entah siapa yang menamakannya. Tapi yang pasti nama itu disemat disaat kami berkumpul. Tertawa lebar-lebar karena lucu. Ia seperti rekanan Melani, temannya di rumcay Medan.
Mimi kerap bersuara disaat-saat tertentu. Sekedar berdehem jika malam hadir. Itu laporan dari teman-teman ketika menginap beberapa malam. Tapi teman yang lain berujar beda, suaranya tak ada. Aku membuktikan juga satu malam. Tidur bersama-sama. Dan terasa tak ada yang ganjil malam itu. Biasa saja. Tidurpun nyenyak hingga pagi.
Dan saat waktu bergulir. Semua seakan terjawab. Hingga mengendur ketakutan.
Suara jejak itu dari tetangga sebelah yang rumahnya terpisah semeter. Suara orang berbicara juga dari rumah sebelah. Sekedar berdehem? Oaallaa,, rupanya itu suara dengkuran ketika tidur ramai-ramai di rumcay.
Dan hasil gotongroyong. Mimi enyahlah KAUUUUU!!!!!!!!!!!! |
Kini Mimi pun tersingkir dengan segudang kegiatan di rumcay. Padahal dulu segala hal sering disangkutpautkan padanya, walaupun hanya sekedar candaan. Seperti pintu yang bergerak ditiup angin, hingga kucing berbulu hitam yang sering mondar mandir di halaman depan.
Halah!!
Ternyata hal-hal yang dibikin menakutkan ternyata menjadi ketakutan. Tapi saat diabaikan, semuanya menjadi lumrah.
Benar omongan orangtua dulu, kalau lagi takut jangan terlalu diperturut.
#Kelas Menulis FLP Aceh
“Siapakah Mimi?”
Baaaaaaaah! Mimi rumcay kok? -_-
BalasHapusBody background blog ente kok udah gak putih lagi?
BalasHapusbackgroud berwarna bikin pusing kalo baca tulisan di kompi. Ciyus, mending pake putih. Nyaman buat pengunjung
Mimi oh Mimi..
BalasHapus