Aku penasaran, kalo lokasi Paddy’s Cafe dijadiin monumen trus Sari Club dijadiin apa? Aku celingak celinguk lagi. Melulu celingak celinguk dari tadi. Memastiin sekitar, trus nanya lagi ke tukang parkiran.
cerita sebelumnya Menunggu sunset di Pantai Kuta
monumen Bom Bali |
Berempat kami menuju ke kawasan Legian. Menumpangi taksi pak Made kami melewati jalanan yang sempit. Kanan kiri penuh beberapa outlet produk ternama. Desain interiornya keren-keren. Bule-bule berseliweran. Sekilas seperti di luar negeri.
Jalanan makin sempit ketika taksi yang aku tumpangi melewati
lorong panjang jalan Popies II. Ya ampun ini jalan padat merayap. Kanan kiri
penginapan/losmen. Belum lagi kios-kios souvenir yang bejibun. Ditambah lagi
salon kecantikan, tukang jahit.
Haduuuhh...
Jalanan yang sempit makin padat dengan lalu lalang orang di
trotoarnya. Keserempet sedikit langsung jatuh.
Menurut pak Made, umumnya kios souvenir ini dikelola oleh
warga Madura dan berasal dari Jawa.
jalan Legian |
“Orang Bali tidak
mungkin mau duduk-duduk dalam kios kayak gini. Keuntungan sewa kios ini saja
besar sekali,” ujarnya dengan logat Bali kental. Ternyata kios-kios souvenir
yang ukuran sempit itu, bisa disewa hingga puluhan juta tiap tahunnya. Tinggal
leyeh-leyeh di rumah juga bisa kaya.
Taksi berpacu pelan. Jalan yang aku lewati nggak kayak jalan
di kebanyakan tempat di Bali. Di Kuta (Legian) tata ruangnya lumayan apik.
Jalanan tersusun dari pavling blok,
nggak diaspal. Kanan kiri jalur pejalan kaki. Post tourism bertebaran di beberapa tempat. Bule-bule berseliweran.
Masa bodo’ nenteng minuman beralkohol.
Diujung jalan pak Made berhenti. Ia memberi isyarat,
menunjuk kearah belakang, “itu tempat bom Balinya!”
Aku memaling. Sebuah monumen berdiri tersusun dari pualam
putih. Ukiran khas ditengahnya. Letaknya tepat dipertigaan jalan.
Berempat (Aku, Fadli, Adit, Rara) menaiki beberapa pijakan
tangga. Pagar kecil melingkar membatasi dari ruas jalan. Ditengahnya ada kolam
air mancur. Kami pun bernorak-norak gembira berfoto-foto. Cuek aja dikumpulan
bule-bule.
Rara, Aku, Fadli, Adit |
monumen Bom Bali |
Nama Legian merebak saat bom besar mengguncang tempat ini 12
Oktober 2002 silam. Legian salah satu lokasi yang rame kumpulan bule. Monumen
tempat kami berdiri ini dulunya adalah bekas Paddy’s Cafe. Sewaktu bom
berguncang menghancurkan dua cafe; Sari Club dan Paddy’s Cafe. Bom mobil
terparkir di jalan antara dua cafe yang berseberangan ini.
“Kalau saja bomnya meledak tengah malam pasti korbannya bisa sampai ribuan. Soalnya tempat
hiburan makin malam makin ramai,” ujar pak Made saat saya tanya jumlah
korbannya.
Monumen ini selesai dibangun tahun 2003 dengan nama Monumen Panca Benua. Setahun kemudian 12 oktober 2004, monumen ini diresmikan oleh Bupati Badung, Anak Agung Ngurah oka Ratmadi. Namanya pun berganti menjadi Monumen Tragedi Kemanusiaan Peledakan Bom 12 Oktober 2002
Prasasti besar terpampang didepan. Terukir nama-nama korban yang berjumlah 202 orang. Kebanyakan warga asing seperti dari negara Australia, New Zealand, Belanda, Denmark, Inggris, Italia, Jerman, Prancis, Equador, Yunani. Korban dari Indonesia juga banyak.
nama korban |
Aku penasaran dengan sumber ledakan. Menyusuri jalanan yang
tersusun dari pavling block.
Cari-cari kira-kira ada tandanya nggak ya. Celingak celinguk kayak leher
jerapah.
Ribet, akhirnya aku nanya ke tukang parkiran yang mojok di
bawah pohon. Lelaki legam bertubuh bongsor itu nunjuk sebuah tanda di tengah
jalan.
“Itu yang ada tanda petaknya!” sahutnya sambil menunjuk
kearah jalan yang tersusun dari pavling
blok.
Aku cari-cari. Tanda petak?
“Yang mana Pak?!”
“Itu!!!”
“Yang mana??”
“Ituuuuuuuu.....”
Aku melongok-longok. Cari-cari.
Ya ellahhhhh, ternyata tandanya cuma seuprit. Sebuah tanda
persegi melingkari sebuah lampu yang tertanam di badan jalan. Sekecil gini mana kelihatan!
sumber bom yang dilingkar |
Nah, di lingkaran lampu inilah mobil terparkir dan meledak
dahsyat! Hancurlah tempat-tempat sekitarnya. Termasuk Paddy’s Cafe dan Sari
Club.
Aku penasaran, kalo lokasi Paddy’s Cafe dijadiin monumen
trus Sari Club dijadiin apa? Aku celingak celinguk lagi. Melulu celingak celinguk dari tadi. Memastiin sekitar, trus nanya lagi ke tukang
parkiran.
“Itu yang dilingkarin seng,” sahutnya.
Aku melongok.
HAHH!!!! Sari Club jadi tempat parkiran!! #Terjerembab.
Di depan tanda
seuprit itu, sebuah lahan dilingkari seng berwarna hijau. Di dalamnya
puluhan mobil, kendaraan motor terparkir rapi. Yaellahh naas bener dijadiin
tempat parkir. Agak kaget, masak tempat yang dulunya merenggut begitu bayak
korban cuma dijadiin tempat beginian.
ex Sari Club |
Keherananku kutanyain ke agen asuransi yang lagi nawarin
produknya depan monumen. Ia juga mengiyakan, “kalau monumen ini dulunya Paddy’s
Cafe. Kalo disana Sari Club,”
Ia juga miris melihat tempat bersejarah diabaikan begitu aja.
Padahal dua lokasi ini menyimpan begitu banyak cerita yang menjadi titik balik
kehidupan beragama di Bali.
Setelah berpuas-puas foto dan bernorak-norak gembira. Kami
berempat melanjutkan perjalanan. Berhubung acara munas FLP selesai jadi kami
harus angkat kaki dari Kuta! Harus check out dari hotel.
Langsung deh jadi gembel seketika. Mengiba-ngiba cari
tumpangan. Mana tiket keluar dari Bali baru dua hari kedepan. Rara berhasil
membujuk rayu sodaranya yang udah delapan tahun nggak jumpa. Sok-sok akrab
gitu.
Tinggal kami bertiga yang nggak tau mau kemana. Lanjut
nginap di hotel mikir seribu kali. Lha, backpacker miskin sok2an tidur di
hotel. Pemborosan!
Akhirnya, nelpon Taufiq lagi. Mengiba-ngiba minta tumpangan
lagi beberapa malam di kost-kostannya. Hahhahaa...
Menjelang jam sepuluh malam, aku, Fadli, Adit bergerak menuju
Denpasar. Menuju kost-kostan Taufiq. Cuma Rara aja yeng terpisah jauh, nginap
di rumah Tantenya di Jimbaran.
Berkelana pun makin seru besoknya. Pinjem peta Bali punya
Nuril yang diahliwariskan ke kami. Peta segede bagong itu pun ternyata juga
bikin tersesat!
Ya ampunn...
Bersambung Hebohnya Liburan Rame-Rame di Bali
Ditunggu kelanjutannya bg! :)
BalasHapus*ga jauh beda kondisinya dari tempat bersejarah di Aceh
Siipppp......
HapusInsya Allah setiap hari akan di update..
ada hawa2 aneh mimi2'an pas lewat situ bg?
BalasHapushaha :-d
hahahhahaaa...
HapusMiminya nggak betah yang ginian..
TEASER qe ngak sesuai standar journalisme fer
BalasHapusyang bilang ini tulisan journalisme sopo??
Hapusini cuma corat coret..
Harusnya di Poppies Lane itu gak boleh masuk kendaraan roda 4 kayak Taksi deh. Bikin semak dan gak nyaman bagi yg jalan kaki
BalasHapussihiyyyy pengantin baru...
Hapus:))
bg. oleh2 mana.>?? lawak kali qe bg, masa org paling ganteng kayak gini tak ada oleh2 khas bali..
BalasHapusini siapa lagi???
HapusBelum sempat foto di tempat bom itu karena ngejar sunset di Pantai Kuta :)
BalasHapus