Bali dan Jogja! Dua tempat yang memang paling ingin aku kunjungi. Memang sih ada satu tempat lagi, Papua. Tapi mengingat jaraknya keujung sana rasanya harus nabung belasan tahun dulu.
Akhir Agustus kemarin akhirnya
satu tempat diatas bisa aku kunjungi. BALI!!
Yihiiieeee...
Adalah Munas (Musyawarah
Nasional) FLP (Forum Lingkar Pena) ketiga yang membuat aku berkeinginan untuk
datang yang kebetulan digelar di Bali.
Rara, anggota FLP Medan mengontak
aku beberapa minggu sebelumnya. Dengan petuah dan wejangan dan jampi-jampinya,
bikin aku akhirnya berkemas menyiapkan perlengkapan untuk beberapa hari
kedepan. Niat awalnya belum kuat. Tapi Rara bertubi-tubi. Alasannya klise.
“Kalau nggak sekarang kapan lagi?
Uang bisa dicari lagi, kesempatan mungkin nggak datang kedua kali!”
Deg! Langsung terasa!
Yup! Terkadang setiap ingin
keluar ke suatu kota hal yang paling rumit terpikirkan adalah B I A Y A! Untuk
ukuran Banda Aceh ke Bali bikin miskin seketika. Biayanya muahal! Untuk
tiketnya aja hampir 3 juta. Belum lagi ini itu. Arrggghhhhttt...
Nekad. Akhirnya rogoh semua isi
tabungan. Kere-kere dah!
Hal yang bikin aku makin bulat
untuk berangkat, karena di Bali aku nggak punya sodara. Maksud?
Mungkin cuma kegiatan ginian yang
bikin aku bisa melangkah menuju ke Bali. Untuk sekedar wisata kayak orang-orang
tajir melentir yang khusus datang, mungkin nggak terlintas. Nekad mau datang, lha tidur dimana? Sodara aja kagak
punya di Bali.
Tapi berhubung ini Munas
setidaknya biaya makan, tidur, udah ditanggung untuk beberapa hari kedepan. HEMAT!
Maka bergegaslah nurunin tas
ransel diatas lemari. Nyuci gosok baju sesegera mungkin. Booking tiket dengan harga paling minimun. Searching saban malam. Beruntung punya teman yang mengelola sebuah
travel, ia bantu cari tiket harga murah.
Seminggu sebelum berangkat, aku
pesan tiket. Mesan beberapa hari sebelumnya bisa dapat harga lebih miring.
Kelas ekonomi pun mungkin masih ada. Niatan awal selepas dari Bali kepingin
langsung pulang ke Banda Aceh.
Tapi ketika cek ricek harga
tiket. Beuhhh... tiket Bali-Banda
Aceh hampir sama dengan tiket Bali-Bandung-Banda Aceh! Makin terbesit untuk
mampir ke Bandung. Terlebih disana ada Donny, anggota FLP Aceh. Bisalah numpang
tidur gratisan.
Tiket pun ku booking untuk jadwal pulang Bali-Bandung-Banda Aceh. Pemburuan tiket murah dimulai lagi. Keluar
masuk beberapa travel. Dan akhirnya ketemu di sebuah travel baru yang kantornya aja suram dan sunyi.
Awalnya aku booking untuk kepulangan tanggl 7 september pukul 13:00 WIB. Kata
si mbak travel, dia bakal usahakan
cari tiket termurah. Untuk sementara dibooking dulu, ntar kalo dapat yang murah
bakal dihubungi. Akupun nyebutin nama untuk data booking.
“FERHAT!” jawabku saat dia nanya
nama. Si mbak travel ngangguk yakin. Katanya kalo jadi, bayar dua hari lagi.
Nah, dua hari kemudian setelah
berkeliling nusantara keluar masuk travel ternyata cuma di travel si mbak itu
yang paling murah. Menjelang sore saat kantornya mau tutup, aku mampir lagi.
“Yang kemarin mbak, mau bayar
tiket...”
“Oh, jadi ambil ya?” aku
mengangguk
Sambil mutarin komputernya dia
nunjuk layar, “Coba dicek dulu sebelum dibayar,”
Aku ngedarin pandangan. Memandang
lebih lekat untuk memastikan waktu, tanggal, tujuan, dan...lha!
Namaku salah!
“Mbak, namaku Ferhat bukan
Rehat!”
Si mbak kaget, “Eh, salah ya?
Hahhahahaaa....”
Lha dia malah ketawa! Cengengesan
sambil nutup mulut.
“Bisa diubah nggak?”
Dia makin cengengesan, “Nggak
bisa. Hahhahaha...kok bisa yaaaa.. hahhaaa...”
Yaelahh lucunya dimana lagi.
“Coba saya telepon memastikan dulu
ya,”
Trus dia nelpon seseorang.
Berdiskusi lama dengan perempuan diujung telepon.
“Gimana? Bisa diubah?” tanyaku
makin bete. Lha, capek-capek dibooking
kok salah nama!
“Katanya sih nggak pa-pa bang
kalo namanya salah. Cuma kalo lagi naas ya nggak bisa terbang. Hahahhahaa...”
Dia ketawa lagi! Hueeh!!! Sampe
banting badan segala lagi ke sandaran kursi. Lucu banget kayaknya yak!
Hooshh..hoshhh...sabar..sabar...
“Ya udah coba cek jadwal yang
lain, mungkin masih ada seat...”
Dia ngutak ngatik serius dengan
muka lempeng. “Usahakan cari yang murah ya...” lanjutku lagi.
Nggak tau dia yang didepannya lagi kere kuadrat.
“Eh, masih ada seat. Harganya sama tapi sampe ke
Balinya jam 9 malam gimana?”
Huhfh.. aku ngehela nafas. Di
Bali aja belum tau siapa yang mau jemput. Lha ini malah nyampe malam!
“Udah ambil aja,” Segera aku beli
tiket untuk kepulangan tanggal 7 september. Jadi ada dua lokasi yang akan aku kunjungi 10
hari kedepan. Bali dan Bandung.
Keberangkatanku berawal tanggal
28 Agustus dengan Lion Air. Awalnya cuma mau bawa travel bag ukuran kecil biar
muat di kabin. Tapi Ibu bersikeras, katanya bawa aja yang gede. Mana tau beli
banyak oleh-oleh tasnya masih muat.
Jiaaahhhhhh....
Dengan Lion Air transit di
Jakarta. Bersyukur pesawat ini nggak delay. Perjalanan mulus dari Banda Aceh ke
Jakarta. Walapun sedikit menyesal sarapan pagi di rumah agak dikit. Belum
apa-apa udah lapar lagi di dalam pesawat. Makin naas soalnya Lion Air nggak
sediakan makanan. Oh Tuhann, laparku melilit kayak diiket tali jemuran.
Ketika transit di Jakarta
tiba-tiba pesawat harus diganti dengan Batik Air!!
Lhaa..lhaa...
Aku tanya, alasannya karena Lion
Air nggak terbang ke Denpasar dengan jadwal keberangkatanku. Hadueh! Maka
bergerilya lagi ke counter ngurus perpindahan pesawat. Mana bandaranya Soetta
lumayan gede lagi. Bersyukur agak sedikit mudah soalnya Lion-Batik Air itu
masih sodaraan sekandungan. Satu manajemen. Tapi gara-gara pindah pesawat
terpaksa transit kali ini harus bayar airport tax.
“Kalau sesama Lion airport tax
nya nggak bayar lagi. Tapi kalau beda pesawat Lion-Batik harus bayar lagi,”
ujar si petugas.
Rogoh lagee...
Tapi begitu naik Batik Air,
wuiiihhh.. mungkin inilah yang namanya rezeki. Ternyata Batik Air itu nyaman
sekali. Mungkin karena armada baru. Di depan kursi ada TV plasma kecil, jadi
peragaan keselamatan pramugari cukup ditampilkan di layar nggak ada lagi
peragaan di tengah lorong pesawat. Peragaan juga ada menggunakan bahasa
isyarat, dengan peraga seorang ibu berjilbab di sudut layar.
Batik Air (google) |
Dan kelaparanku dibalas baik dari
pesawat yang baru melayani rute Indonesia Tengah-Timur ini. Padahal perjalanan
Jakarta-Denpasar nggak terlalu lama. Mungkin berkisar 1 jam lebih sedikit. Di
tengah perjalanan pramugari yang tinggi menjulang membagikan kotak berwarna
alumunium. Awalnya kukira ia jualan snack. Rupanya makin dekat dengan seatku,
ia bagiin makanan!
Wuuiihhh..
Menunya lumayan. Nasi dengan 2
potong daging tumis, mie goreng, dan snack. Untuk minuman boleh milih. Si
pramugari dorong semacam gerobak (gak tau namanya apa). Ada air mineral, soft
drink, kopi, teh, juice jeruk. Boleh milih mau panas atau dingin. Aku sangking
hausnya malah nambah minuman. Si pramugari dengan telaten nuangin dari teko.
Mantep dah!! Udah kayak warung boleh nambah.
Selesai edarin makanan dan
minuman. Pramugari lain muncul lagi. Dia sambangi masing-masing kursi.
Bagi-bagi es cream!
Ya ampuuunnnn... nggak rugi pindah pesawat.
Akhirnya perut yang tadi melilit
kelaparan udah mulai tenang. Tinggal terbang dan menunggu jemputan seorang
teman baru di Ngurah Rai.
Welcome to Bali!
Bersambung...
(Bersambung #BALI 1)
Yaelaaah...hare gene masih hunting tiket pake keluar masuk travel, seorang traveler tuh hunting tiketnya hunting online, keluar masu web bukan keluar masuk travel :p
BalasHapusrugi ente hat beli di travel, mereka tuh beli harga online yang bisa sama-sama kita akses, namanya mereke kan cari untung buat sewa toko.
Aku udah pernah bandingin. waktu itu harga online Air Asia Banda Aceh - Kuala Lumput 350 ribu rupiah. Dengan harga online yg sama, mereka matok 500 ribu.
Ada yg bilang sama aku, travel ambil untung lebih dr 30 %
Iya seharusnya lebih mudah gitu ky. tapi berhubung di saldo rekeningku lagi jebol jadi cari kantor travel. Soalnya harus ke bank nyetor lgi.
Hapustpi tiket kemrin sama harganya dnegan di websitenya.
ada beberapa travel yang malah lebih tinggi..
Lion Air dan Batik Air 1 management, tapi beda "kelas". Lion Air adalah LCC alias Low Cost Carrier sedangkan Batik Air adalah full service yg dpt makan en harga tiket pastinya lebih mahal. Jd ditiban rezeki tuh,Mas, bisa naik Batik Air dgn harga LCC yg termurah pula... :)
BalasHapusHohohohohoh iya mbak, rezeki banget. mana lagi lapar lagi.. :d
Hapus