Letaknya tepat di sudut lapangan
Blangpadang alun-alun kota Banda Aceh. Monumen ini berdiri tegak menghadap ke
lapangan yang kerap digunakan warga kota. Lantai keramik hijau terbentang rapi
memberi kesan teduh. Di beberapa sudut terdapat bangku taman yang bersisian
dengan pot bunga.
Ditengah monumen sebuah pilar
persegi menjulang tinggi. Dipuncaknya berdiri sebuah pesawat yang lengkap
dengan roda dan kedua baling-balingnya. Di ujung badan pesawat bagian belakang
tertulis jelas persembahan rakyat Atjeh.
Masyarakat luas menyebutnya
monumen RI 001 Seulawah. Monumen ini adalah bangunan pertama kali berdiri di
tanah luas Blangpadang, sebelum akhirnya
dibangun monumen lainnya di tempat yang sama. Melihat lebih dekat monumen RI
001 Seulawah, seakan diajak untuk melihat bagaimana patriotisme-nya rakyat Aceh mengisi kemerdekaan.
Pada saat itu Juni 1948 bertempat
di Hotel Aceh, Presiden Soekarno mengajak rakyat Aceh untuk mengumpulkan sumbangan
untuk digunakan membeli pesawat Dakota, sekaligus menjadi pesawat angkut
pertama yang dimiliki Indonesia. Pesawat sumbangan rakyat Aceh ini diberi nama
Dakota RI 001 Seulawah.
Tempoe doeloe |
Kehadiran pesawat ini berperan
penting membuka jalur penerbangan Jawa-Sumatera, hingga luar negeri. Selain itu
hadirnya pesawat ini dapat menerobos blokade Belanda. Bahkan hubungan roda
pemerintahan pusat dengan daerah-daerah lainnya dapat berjalan lancar.
Di bawah monumen pesawat ini, terdapat
prasasti yang menceritakan singkat peran pesawat dalam masa kemerdekaan
Indonesia. Seperti halnya ketika agresi Belanda II yang mengharuskan pesawat
ini berpangkalan dan beroperasi di Rangoon, Burma. Perjuangan selama di luar
negeri mampu menembus blokade Belanda dan mengangkut senjata serta mesiu ke
pangkalan udara Lhoknga.
Hadirnya pesawat ini menjadi
cikal bakal perusahaan penerbangan niaga pertama, Indonesia Airways. Melalui pemancar radionya, berita perjuangan di
tanah air diteruskan ke beberapa perwakilan di luar negeri dan Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
Monumen RI 001 Seulawah diresmikan
pada tanggal 29 Juli 1984, itu tertera di sebuah gundukan batu prasasti yang
berada tepat di bawah sayap pesawat. Disana dijelaskan juga bahwa monumen ini
dibangun sebagai penghargaan dari TNI angkatan udara kepada rakyat Aceh dalam
menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan. Monumen replika ini diresmikan oleh
Gubernur Daerah Istimewa Aceh, H. Hadi Thajeb, sedangkan pesawat aslinya
tersimpan di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta.
Monumen ini terawat rapi dan baik, walaupun terlihat kusam
dengan warna mulai memudar. Letaknya yang strategis kerap menjadikan tempat
berteduh warga kota yang berkeliling di Blangpadang.
Namun kesan apik tidak lagi bisa
ditemui di Hotel Aceh. Berbicara pesawat RI 001 Seulawah, tentu tidak bisa
lepas dari hotel Aceh yang konon merupakan hotel pertama di Banda Aceh. Sebab
di hotel inilah, rembukan penggalangan dana pembelian pesawat bermula.
Hotel Atjeh yang diujung kiri |
Hotel Atjeh |
Soekarno menghimpun para saudagar
kaya dan rakyat Aceh untuk bahu membahu memberikan sumbangsih demi pembelian
pesawat. Namun sayang saat ini Hotel Aceh tak lagi berbekas. Kebakaran hebat
meremuk hotel bersejarah ini. Hanya menyisakan tapal bekas pijakan tangga yang ditutupi
rumput.
bekas Hotel Atjeh |
Kini dilokasinya yang
bersebelahan dengan Masjid Raya Baiturrahman, hanya ditemui tiang-tiang pancang
berwarna warni. Awalnya tiang-tiang pancang ini disiapkan untuk membangun
Novotel Hotel Aceh, namun beriring waktu proyek pembangunannya terhenti.
Sebuah prasasti warna tembaga
berdiri tepat di halaman depan yang bersisian dengan traffic light. Dari prasasti inilah menunjukkan bahwa di tanah luas
ini, pernah berdiri sebuah bangunan bersejarah yang menghasilkan rembukan untuk
menghadirkan sebuah pesawat di Indonesia.
Turut berbangga hati dan semoga kedepan banyak pemuda dan pemudi yang senantiasa selalu membawa manfaat kemerdekaan untuk Indonesia tercinta.
BalasHapusPosting yang membanggakan. Merdeka.
Template blognya bagus Mas.
HapusSekalian sudah ku follow blognya.
Salam persahabatan dari Kota Jember.
Terimakasih Mas Imam.. salam kenal dari Banda Aceh..
Hapusi love aceh. .
BalasHapusIngat dulu waktu tahun 90an pernah rantangan di hotel aceh..
*ade*
izin share y pak
BalasHapusRI001 kalau tak salah pembeliannya dari dana Aceh, waktu itu pemerintah Aceh serahkan kepingan emas dan pembeliannya di Singapore.
BalasHapus