Berhubung tak tahu harus ngapain
malam ini. Ba'da maghrib aku dan adik bungsuku, Mola memilih menuju ke
Blangpadang. Blangpadang salah satu alun-alun kota Banda Aceh. Baru mendapat
kabar kalo di lapangan yang bersebelahan dengan Museum Tsunami itu, digelar
Aceh Expo, semacam pameran.
Dan kamipun menuju kesana.
Mola sudah wanti-wanti dari rumah
ingin ke Rumah Hantu, salah satu stand di Aceh Expo. Dari obrolan teman
kampusnya, tempat itu menarik. Sejak sore dia penasaran dengan tempat itu.
Penasaran pun makin menjadi-jadi, karena salah satu keponakanku mengabarkan hal
serupa.
Jalanan menuju Blangpadang padat
merayap malam ini. Pintu masuk sesak. Parkiran sempit. Seperti biasa, setiap
kali pameran di Blangpadang konsepnya pasti serupa. Hanya tagline nama
kegiatannya aja berbeda. Sebuah area exibhition berbentuk tenda menjadi tujuan
pertama kami. Ruangan berAC dengan stand-stand berbagai kota dan instansi.
Menuju kesana kami melewati tumpukan pedagang kaki lima, dan ocehan para
penjual obat.
Hanya sekejap kami disana.
Berputar-putar dengan tampilan pameran yang sama saban tahun. Stand-stand yang
penuh dagangan pernak pernik Kalimantan dan Jogjakarta. Ataupun stand-stand
yang penuh kerawang Gayo dan pakaian adat Aceh. Bosan, kami memilih pergi.
Dipintu keluar tenda exhibition,
suasana berubah riuh. Pedagang berjubel dalam tenda-tenda. Tali plastik
melintang kesana kemari. Suara dentingan mangkok bakso, ataupun teriakan
penjual baju bersahutan. Sayup-sayup, aku dan Mola mendengar teriakan. Semacam
cekikikan. Makin keras.
"Kayaknya itu rumah hantu!"
Mola menunjuk kearah seberang.
Dari balik tenda-tenda jualan,
kami bergegas kesana. Menerobos ramainya pengunjung Blangpadang. Didepan satu
tenda, bertumpuk puluhan orang berdesak-desakkan. Suara cekikikan dan desahan
khas film hantu ala Suzanna terdengar makin nyaring. Aku mencari. Rupanya ada
sound speaker yang disangkut di ujung tenda. Suara hantunya kemana-mana. Yah,
mana serem lagi.
Ditumpukan puluhan orang itu,
banyak remaja-remaja tanggung. Mereka berkelompok dibeberapa sudut. Glendat-glendot
maju mundur untuk masuk. Sesekali mereka merengek antar teman. Ketakutan
sendiri. Padahal masih diluar tenda.
Berdesakan, aku melongok lebih
dalam. Rupanya rumah hantu ini ada terasnya. Diteras tendanya beberapa petugas
hilir mudik. Kayaknya settingan Rumah Hantu ini berkonsep rumah sakit. Aku
menebak setelah melihat petugasnya berpakaian ala suster. Terlebih di terasnya
juga ada patung-patung bermuka parah; suster penuh darah, perban melilit, mata
melotot, infus darah, dan mayat berbalut kain batik yang meninggal di ranjang.
Dan yang bikin aku takjub! Baru
kali ini ada rumah hantu "islami". Rumah hantu yang tiket masuknya
dibandrol Rp 10.000 itu, ternyata memisahkan jalur pintu masuk cowok dengan
cewek. Aku melongo!
Dipintu masuknya ada dua jalur
yang ditutup kain hitam. Diatasnya ditulis; pintu cewek dan disebelahnya pintu
cowok. Begitu juga dengan jalur keluarnya. Terpisah antara pintu cowok dan
cewek.
Tapi aku sanksi apa didalamnya
juga terpisah. Soalnya ketika rombongan cewek dan cowok terpisah ketika masuk
ke dalam, tapi sewaktu keluarnya, lha kok bisa satu jalur? Cowok-cewek keluar
dalam pintu yang sama (pintu cewek), sedangkan tirai pintu cowoknya malah nggak
kebuka ketika kuperhatiin.
"Masuk?" tanyaku ke
Mola yang berdiri disebelah.
Dia menggeleng, "pintunya
dipisah, nanti Mola sendirian didalam..."
Aku perhatiin beberapa pengunjung
yang masuk kedalam rumah hantu. Baru didepan pintu, eh, udah teriak duluan.
Dorong-dorongan. Ketika keluar juga seperti itu. Teriak-teriak juga. Sebagian
malah ada cekikikan. Penasaran seseram apa didalam.
"Masuk nggak? Nanti bilang
aja kita abang-adik, biar bisa masuk satu pintu..." usulku.
Mola menggeleng, "Ah, mana
dipercaya..."
Mengingat aku yang masih muda,
dan Mola masih muda, banyak yang menyangka kami pacaran (hueekk!)
Akhirnya kami hanya berdiri
sambil memperhatikan rumah hantu yang biasa itu.
Dan tiba-tiba...
Tepat disebelahku, dua perempuan
berdiri. Yang satu feminin dan yang satu tomboy. Yang feminim rambutnya
dikucir, sedangkan si tomboy rambutnya dimohawk. Kehadiran mereka sempat jadi
lirikan beberapa orang.
Nah, yang gini-gini aku paling
suka perhatiin. Niatan ingin pergi dari tempat ini, malah kuurung. Aku kepingin
tahu, gelagat gadis-gadis ini. Soalnya entah berapa kali aku melihat pasangan
ini. Terakhir disalah satu pusat perbelanjaan sambil nenteng dua bocah.
Berdua mereka dorong-dorongan.
Mesra sekali, sambil pegang-pegangan. Sepintas kudengar obrolan mereka.
Rupanya, pasangan ini kepingin masuk juga ke rumah hantu. Tapi si tomboy ragu.
Penampilannya dengan celana jeans longgar, kemeja lengan panjang, dan rambut
mohawk, membuat dia ragu mau masuk pintu yang mana; pintu cowok atau pintu
cewek.
"Nggak apa-apa Pa, masuk
aja. Khan cewek..."
Deg! si feminin manggil si tomboy
Papa. Makin lebar kupingku mendengar obrolan mereka.
Sesaat, si feminim mengatur
rambut si "papa". Mengacak-ngacak rambutnya. Entah maksudnya untuk
apa.
"Nggak usah takut, ada
Mama..."
Deg! Dodoeee...
Aku tetap berdiri disebelah
mereka. Kepingin tau, selanjutnya mereka ini mau ngapain. Dan berdua mereka melangkah
kedepan, Menuju loket. Kuperhatikan, si feminim dan si tomboy masuk lewat pintu
cewek. Beberapa petugas menatap sekilas.
"Tadi itu cewek-cewek lesbi
ya, dek?" tanyaku ke Mola ketika pulang.
Mola kaget, "Hah! bukannya
yang tadi itu cowok?"
"Bukan, itu cewek
dua-duanya!!"
Giliran Mola melongo.
Miris. Aku coba BBM seorang
teman. Ia seorang dokter di salah satu rumah sakit Banda Aceh. Kuceritakan apa
yang kulihat tadi.
"Yang gituan banyak bang, di
Banda Aceh. Teman pernah bikin skripsi tentang penyakit menular pada kaum homo.
Mereka punya komunitas. Sampelnya sekitar 100 orang, yang berarti cuma secuil
dari populasinya..."
Hadeuhhh...
Nggak salah Ibu Illiza, wakil
walikota Banda Aceh, bersuara lantang tentang kaum-kaum ini beberapa bulan
lalu. Ternyata perkara ini ada, dan menjelma menjadi gunung es. Secara kasat
mata memang sulit melacak orang-orang seperti.
Ya Rabbi, semoga kisah kaum Nabi
Luth tak berulang ditempat kami.
* * *
judul ini postingan sarat sekali, ujungnya pasti ketebak dan 'mereka' itu mudah ketedeksi di twitter saat ini *survei kecil2an
BalasHapuswwuiiihhh,, pake hastag apa aulia? mau coba.. hehehe :d :d :d
Hapushahaha, ini hastag agak sensitif :-d
Hapus;-(
BalasHapushiks...
#miris
pakriban ta peugot hei adoe,,, ;-( ;-( ;-( ;-(
HapusAslan juga pernah lihat bg di Hermes Mall.
BalasHapusCeritanya aslan nungguin oom aslan beli jas kantor. Karena bete nungguin milih-milih baju yang ga cocok-cocok, aslan milih turun ke lantai bawah. Kebetulan ada kursi memanjang, aslan pilih lah duduk di situ.
Beberapa detik kemudian, seorang wanita tampan melintas di depan aslan. Dengan stelan cowok korea plus sepatu sket warna biru donker, ia berjalan dengan gaya yang nyaris cowok banget. Tapi walau bagaimanapun, kita juga pasti tau dia itu wanita, secara anatomi tubuh cewek pasti tetap beda sama cowok.
Selang beberapa menit kemudian, ada seorang cewek dengan stelan modis, layaknya cewek2 usia tanggung dengan tetap memakai jilbab duduk di kursi yang sama dengan aslan. Setiap ada cowok yang melintas di depan tempat kami duduk, selalu saja mencoba melirik cewek ini. Yah, mungkin menurut mereka dia lumayan cantik. Buktinya dari semua cowok dengan berbagai umur yang lewat, pasti mencuri pandang untuk cewek ini.
Aslan waktu itu cuma pasang wajah innocent. Dengan modal buku catatan kecil cuma bisa nulis-nulis sambil belajar deskripsi keadaaan mall. Tidak lama kemudian, cewek tampan tadi kembali sambil pasang gaya sok cool nya. Tiba-tiba ia berhenti di depan kami, dengan merentangkan tangan kirinya ke arah cewek di samping Aslan. Persis kayak film-film korea.
Whaaaattt!!!!! :o
Dengan manjanya cewek yang di samping Aslan menyambut tangan itu. Tangan mereka saling bergenggaman, lantas cewek itu merapatkan tubuhnya ke arah cewek tampan itu dan dengan mesra mereka pergi. Aslan hanya mematung. Kaku. Hingga di ujung jalan mereka bercanda mesra, saling cubit-cubitan dan sesekali si cewek tampan meletakkan tangannya di atas kepala si cewek sambil mengelusnya. Na'udzubillah [-(
Aslan pun segera menuliskan peristiwa yang baru saja terlihat. Belum lama menulis, eh muncul lagi dua pasangan dari pintu masuk basement Hermes Mall. Satu cewek biasa, dan satunya lagi cewek luar biasa. Luar biasa berat badannya, luar biasa gelagatnya. Kalo ia diibaratkan cowok, maka ia seperti om om dengan perut buncit seraya tertawa-tawa. Secara ia tidak memakai jilbab dan rambutnya berwarna coklat.
Begitulah, kehidupan Kota Banda Aceh semakin Semrawut, semakin akut. :-s
Ckckckkckcc... cewek2 ini pernah juga abg lihat di Hermes..
Hapuskyknya komunitas org ini memg ada. Makin solid kyknya.
pernah sekali, abg nongkrong di cafe didaerah Ulee Lheue. Beuhh, disana model yg aslan cerita bejibun!!!!
;(( ;(( ;((
waktu lu jmpa mereka di pusat perbelanjaan sambil nenteng bocah, gw rasa ntu anak adopsi mereka kali yee.. luar biasa! pasangan yg sakinah mawaddah warohmah yeee di NERAKA!!:>)
BalasHapushahhahahahaa..
Hapusapa kabar kau wir?? :)
Ckckkckck.. ternyata banyak sekali mereka ya. Dimana-mana. Komunitasnya di cafe jambotape sama di cafe simpang lima. Dulu kawan dara ada yang ambil angel tentang itu untuk features. Hahahaa.. :D
BalasHapusTrus dara termasuk dalam sindikatnya? :-t
HapusRumah hantu islami ya... Trus hantu-hantu didalam juga islami? #pertanyaan bercanda :D
BalasHapusMemang ya pelan2 masyarakat terutama yg merasa modern digiring pada pemakluman hal2 seperti ini, karena hak2 asasi. Melalui film, melalui novel juga buku2 yg berlabel inspirasi.
Saleum
Iya sepakat!!
Hapussaleum kembali
Semog pemimpin negeri dan pejangga akhlak umat memperhatikan kasus2 seperti ini dgn seksama.
BalasHapusJadi ingat pasien di RSJ bang ferhat. ada juga yang kelainan seksual seperti itu. jika dilihat sekilas, dia mirip sekali laki-laki. rambut cepak dan badan kekarnya.terus dari cerita dia, dia dibisiki sosok berpakaian serba putih dan mengatakan kalau sebenarnya dia laki-laki. bodohnya, ada perempuan yang mau dengan dia. ah, jangan-jangan sepasang lesbong yang abang jumpai itu juga mengalami gangguan kejiwaan. anyway, kalau dalam ilmu jiwa itu juga gangguan jiwa tepatnya gangguan orientasi seksual
BalasHapusLizaaaa.. akhiirnya bisa koment disini ;-(
Hapushehehehhe
iya, kata si Nuril rame yg ginian di Banda Aceh. bahkan udah ada tempat ngumpul khusus. Biasanya di cafe-cafe..
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusorang orang yang seperti itu harus di basmi ... sebelum banyak yg tertular :d
BalasHapusSEPAKAT!!
Hapusihhh..serem sekalii..
Hapusyang mana serem fany? hantunya? (m)
Hapustidak bisa di biarkan,
BalasHapusnice articel.
BalasHapus